Markas Besar Staf Umum Walkuristan, STAVKA. Major Dhanez Dieter Von Guederian
ketika membuka mata dari ributnya kepanikan di markas besar aku tidak merasakan apapun. tidak merasa terkejut, tidak merasa kaget Gumrakiya menerobos perbatasan dengan kekuatan tujuh divisi menerjang pos pos perbatasan dan memulai perang. kini tepat tiga jam sejak serangan pertama dimulai.
Walkuristan bukan negara besar, Walkuristan menggantungkan dirinya pada sejumlah besar wajib militer yang hanya memegang senjata selama dua tahun dan enam tahun masa cadangan wajib. yang berada di front sana hanya ditugaskan untuk mengulur waktu sementara mobilisasi dilaksanakan.
mental defensif sudah dari awal tertanam di benak rakyat. terutama di benak Ratu yang mengusahakan semua hal untuk tidak berperang. ia berunding selama berbulan bulan hanya agar perang tak terjadi, memberikan satu persatu posisi strategis di perbatasan untuk menghindari pertumpahn darah.
dan kini... semuanya sia-sia, Ratu memang lemah. dimataku ia samasekali bukan seorang pemimpin yang baik. memang ia dicintai rakyatnya, memang ia sangat perhatian. dan juga cantik. tapi bukan itu yang dibutuhkan untuk mempertahankan negeri ini.
sekarang di ruang tempur ada pimpinan AD yang samasekali tidak mengerti apa yang mereka kerjakan, mengirimkan bantuan cadangan ke garis depan. terdapat 5 divisi bermotor yang kini berpacu diatas kereta api, 150 mil lurus menuju front. perintahnya jelas, pertahankan pegunungan gagarin. total kini ada 3 divisi di Pegunungan Gagarin, sementara Gumrakiya sudah mempersiapkan setidaknya enam divisi lagi untuk mengikuti begitu Pegunungan Gagarin ditembus.
dan meninggalkan ibukota hanya dgn 4 divisi. tiga Divisi Tank Pengawal Ratu, dan satu Divisi Parasut pengawal ratu. apabila pegunungan Gagarin ditembus, maka tak ada apapun yang bisa menahan mereka selain 4 divisi reguler dan 5 divisi wajib militer yang baru akan muncul 4 hari lagi. orang orang bodoh.
wakil dari AU juga tak mengerti apa yang ia kerjakan. dalam 4 jam pertempuran mereka sudah kehilangan 20 pesawat. Gripen habis dilumat jet jet MiG29 dan Su-27 milik Gumrakiya. dan yang menarik lebih dari 11 pesawat sudah hancur ditembaki SAM. dan kini pimpinan AU memerintahkan seluruh pesawat yang ada untuk terus mendukung operasi di Pegunungan Gagarin.
AU hanya punya 3 tipe pesawat, Gripen untuk serang darat, F-16 Fighting Falcon, dan Strike Eagle. aku tidak menghitung strike eagle, pesawat itu hanya dipinjamkan sebagai lawan latih dan diterbangkan oleh para pilot bayaran yang tak akan peduli dengan perang ini. dari 70 pesawat yang ada 30 lebih sudah hancur, artinya hanya tersisa 40 pesawat....
yang melawan AU adalah AU Gumrakiya. setidaknya mereka mengerahkan 180 pesawat. fulcrum, flanker, backfire bomber.... ini hopeless... dan aku memutuskan mohon izin dari ruang rapat yang dipenuhi omong kosong.
aku berkelana diantara lorong lorong markas, menemukan toilet dan menunaikan hajat. mencuci tangan sebelum sebuah pintu toilet terbuka. menampilkan seorang pria yang sedang duduk diatas toilet sembari membaca File.
"Mayor Dhanez?" tanya pria itu, ia mengenakan seragam penerbang, berbeda dgn seragam biru gelap yg dipakai pilot AU biasa, ia memakai seragam Hijau. IAVG, para pilot bayaran.
"saya sendiri. anda?" ia tidak mengenakan tanda pangkat ataupun emblem nama.
"kolonel Adolf Nordraven. resimen ke-7 IAVG, Skuadron 11 WAF. aku berpangkalan di sini. aku ada sedikit pertanyaan untukmu... apa yang kau pikirkan sekarang, bisakah kalian menang perang?"
"tentu saja, kami akan menang perang, tiap meter akan dipertahankan,"
"jangan berbohong, aku tahu apa yang kau pikirkan. kau adalah satu satunya perwira Kavaleri dan yang mengerti perang manuver disana."
"jadi, menurut Kolonel Apa yang harus kita lakukan?"
"biarkan mereka masuk. lepaskan pegunungan Gagarin. percuma, kau takkan bisa mendukung pasukanmu disana dengan bantuan udara dan tiap orang yang kau bunuh ada tiga lagi yang menggantikannya. percuma."
"sinting, selepas dari pegunungan gagarin tak ada satupun yang bisa menghentikan mereka!"
"ada... kami, kau, artileri dan bahan bakar. kau tidak mengerti? mereka memakai divisi bermotor untuk bisa menembus dengan cepat, tetapi divisi bermotor butuh bahan bakar, sukucadang, oli dll. semakin jauh mereka dari perbatasan semakin banyak tempat untukmu memotong logistik mereka...."
"aku mengerti, tetapi kolonel aku hanya punya satu batalion lapis baja, dan itu 16 buah tank."
"jangan khawatir, kau akan mendapatkannya, sekarang kita cabut dari sini dan temui ratumu."
aku terdiam.
"kenapa D? kau punya Von dalam namamu artinya kau punya gelar bangsawan dan keluargamu sudah dekat dengan ratu semenjak kecil."
aku semakin terdiam.
"aku tidak mau tahu, ayo pergi dari sini..."
kolonel Adolf menarik lenganku terburu buru keluar dari markas STAVKA... "jika mereka punya otak separuh saja, Gumrakiya sudah pasti akan memotong sistem kendali dan kontrol kita, dimulai dari para Panglimamu.."
aku berlari keluar dari markas mengikuti Kolonel Nordraven dan tak lama sirine berbunyi dan dentuman terdengar, mengangkat tubuhku dan melemparnya ke aspal.
seseorang menarik tubuhku, melemparnya kedalam suatu tempat dan membawanya pergi....
No comments:
Post a Comment