Friday, September 19, 2014

Ace Combat Fiery Horizon: interlude 1

ketika langit berjatuhan mencurahkan isi bintang bintangnya, terakhir kali aku hanyalah seorang gadis biasa. hanyalah seorang yang memandang dunia sederhana dari balik tepian danau yang kutinggali bersama keluarga.

dimana gemeretak kayu bakar diperapian dan bau tembakau bercampur baur dengan bau masakan ibu di dapur belakang. ketika itu ayah selalu menyenandungkan dan mencoba bersatu dengan harmoni dari piringan hitam yang mengalunkan lagu lagu klasik yang kekinian di masa itu.

Elvis.....

John Denver....

Mel Carter.....

dan ketika mata gadis ini melihat keceriaan di televisi digantikan oleh berita perang. ketika itu bagiku perang antara negaraku, Walkuristan, dan Kekaisaran Gumrakiya di barat hanyalah sebuah berita. kejadian entah dimana di ujung negeri.

hingga di suatu hari ketika mentari bersinar cerah, dan langit biru membentang bagaikan tikar. semuanya berubah.

aku mendorong sepeda melalui jalan yang sama yang kulalui selama bertahun tahun sekolah di daerah terpencil ini. terdengar deru deru gemuruh dalam kakofoni meraja di langit yang jauh. apa yang kau lihat disana adalah garis garis besar awan putih bagaikan tarikan kuas putih diatas kanvas berwarna biru.

dan tarian diudara puluhan jumlahnya saling berkejaran membentang. mata kecilku melihat satu persatu jejak itu menghilang dalam sekilatan kuning, berjatuhan seperti helai daun Oak di musim gugur.aku hanya mematung disana tak melepas pandang dari langit biru

ketika hening itu terpecah oleh raungan keras, terpandang layangku pada sebuah pesawat meraung melintasi bukit, berkejaran dengan pesawat lain saling melintas sangat rendah, hingga kau bisa meraihnya dengan tangan kecilmu.

aku pernah melihat pesawat itu, disebut Fulcrum dengan warna loreng biru, dan warna merah di moncongnya. dengan bintang merah Gumrakiya di ekornya. mengejar dan kemudian satu lawannya jatuh ke tepian danau. tepian danau yang kutinggali bertahun tahun bersama keluargaku lenyap dalam kobaran api.... ayah, ibu, dan Maria....

ketika itulah cerita ini dimulai, ketika perang telah menjadi bagian hidup remajaku.... dan pertemuan pertamaku dengan Vityazhi... atau sang ksatria, tepatnya Krasnya Vityazhi....

namaku Andela Yuwono, dan inilah kesaksianku......

No comments:

Post a Comment